Sjitswan Arief Malasan on LinkedIn: Kebun Eksekutif Muda Tricks to Double Your Harvest of Tomatoes… (2024)

* The air entering a peregrine falcon's nose during its high speed dives (320 km/h) would cause its lungs to explode, but bony tubercles in its nares safely regulate the passage of air. Engineers solved the air intake in jet engines in a similar way: http://bit.ly/3RG5pf7* It’s called a Walking Palm Tree because it does actually walk. When it chooses a location to go towards, it grows new roots in that direction and lets the trailing roots die back. This continues inch by inch, and it can travel up to twenty feet in a year.

Sumber: Asian VibesKOTA BATU, INDONESIA 🇮🇩COTABATO, PHILIPPINES 🇵🇭KOTA BATU, BRUNEI 🇧🇳"Kota Batu" is a term in Malay and Indonesian that translates to "Stone City" or "Stone Fortress." - **"Kota"** means "city" or "fort."- **"Batu"** means "stone."The term could refer to various historical or geographical locations in Southeast Asia, particularly in countries like Malaysia, Indonesia, and Brunei, where Malay is spoken. "Kota Batu" might describe an ancient city or fortification built with stone, or it could be the name of a specific place known for its stony terrain or historical significance. 🔂: Asian Vibes

Family & Music (sumber Journey of Life)[18/8 06.53]: The love of our parents is a treasure that can never be replaced. While it may not be flawless due to their own personal struggles and imperfections, their unwavering dedication to our well-being is undeniable. From the moment we were conceived, they fought tirelessly to give us life, overcoming countless challenges to ensure our survival. Though we may not fully comprehend the sacrifices they made for us, their boundless love and care since birth are immeasurable.Their selfless devotion has shaped us into the individuals we are today, and their influence will continue to guide us throughout our lives. The memories we've shared, the lessons they've taught us, and the unconditional support they've provided have left an indelible mark on our hearts.Though no parent is perfect, their love is a constant that we can always rely on. It's a love that forgives, encourages, and inspires us to grow and thrive. As we navigate life's journey, let us cherish and honor the love of our parents, recognizing the profound impact it has had on our lives.~ 𝓙𝓸𝓾𝓻𝓷𝓮𝔂 𝓸𝓯 𝓛𝓲𝓯𝓮[18/8 06.55]: Music is my constant companion, my confidante, and my comfort. She's always there for me, singing the perfect melody to match my mood and moment. Whether I'm soaring high or feeling low, she harmonizes with my emotions, lifting me up or calming me down.In her vast library of songs, she has the perfect tune for every situation. She sings of joy when I'm celebrating, of solace when I'm sorrowful, and of hope when I'm searching for a light in the darkness.With every note, she understands me, validates my feelings, and echoes my soul. She's the one friend who never judges, never fades away, and never fails to show up. Music is my true friend, my loyal ally, and my forever soundtrack.~ 𝓙𝓸𝓾𝓻𝓷𝓮𝔂 𝓸𝓯 𝓛𝓲𝓯𝓮

Dapur Eksekutif MudaRESEP ROTI TAWARBahan :* 125 gr tepung terigu protein tinggi* 125 gr tepung terigu protein sedang* 25 gr gula pasir* 20 gr susu bubuk* 1,5 sdt ragi* 1 kuning telur* 125-140 ml susu cair dingin * 35 gr butter/margarin* Sejumput garamCara Membuat :1). Campurkan tepung, susu bubuk, gula dan ragi, aduk rata, tambahkan telur, susu cair sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga setengah kalis, hentikan pemakaian cairan jika dirasa cukup. Tambahkan butter dan garam, uleni terus hingga kalis elastis. Diamkan adonan hingga sedikit mengembang, sekitar 15 menit.2). Siapkan loyang yang telah diolesi margarin, loyang 20x10x10 cm. Lalu gilas memanjang, gulung adonan sambil dipadatkan, taruh dalam loyang yang telah dioles margarin. Diamkan adonan hingga mengembang ¾ tinggi loyang, (aku diamkan 50 menit...tergantung suhu ruang didaerah masing²).3). Setelah mengembang, tutup loyang roti. Panggang hingga matang dioven yang telah dipanasi sebelumnya (sesuaikan oven masing² yaa). Setelah matang, olesi butter/ margarin....Tunggu dingin, potong²..Note*Aku pakai oven otang dengan api kecil dipanggang dirak bawah 50 sampe 60 menit.

Masih ingatkah kita dengan Tokoh ini? Pendiri "JONG BATAK'Sanusi Pane (14 November 1905 – 2 Januari 1968) adalah seorang sastrawan Indonesia yang digolongkan ke dalam angkatan Pujangga Baru. Dia banyak menulis puisi, naskah drama, dan kajian sejarah. Sanusi Pane adalah anak dari Sutan Pangurabaan Pane, seorang guru dan seniman Batak Angkola di Muara Sipongi, Mandailing Natal. Di antara delapan bersaudara, selain dirinya ada juga yang menjadi tokoh nasional, yaitu Armijn Pane yang juga menjadi sastrawan, dan Lafran Pane yang merupakan pendiri organisasi pemuda Himpunan Mahasiswa Islam. Sanusi Pane merupakan ayah dari 6 anak perempuan.

Asal Usul dan Sejarah Gunung Guntur-- 2Asal Usul Nama Gunung GunturDi lokasi tersebut, minimal ada tiga lapisan material letusan Gunung Guntur dari periode yang berbeda. Semua tumpukan itu berada di atas lahar yang diduga hasil dari letusan Gunung Guntur. Namun tidak ada yang mengetahuinya usia dari lapisan-lapisan tersebut. Tidak sampai di situ, Cipanas juga dibangun di atas lapisan lava dari letusan Gunung Guntur. Nah dari jejak-jejak itulah, terungkap perubahan karakter ataupun kekuatan dari letusan Gunung Guntur.Sumber : Ekspedisi Cincin Api (Kompas.com)Poto : Universitas Leiden/KITLV#gunung #guntur #jawabarat #jawa #indonesiaJangan lupa like dan follow saya untuk mendapatkan informasi unik berikutnya ya

Asal Usul dan Sejarah Gunung Guntur 1Setiap gunung pasti mempunyai alasan dan ceritanya tersendiri. Sama halnya seperti Gunung Guntur, konon nama ‘Guntur’ diambil lantaran letusannya yang menggelegar, seperti guntur yang membelah langit.Sejarah Letusan Gunung GunturTernyata sepanjang tahun 1800 silam, gunung ini sudah berkali-kali meletus lho. Dari tahun 1800 sampai dengan tahun 1847, tercatat mengalami 21 kali letusan. Salah satu letusan yang terdahsyat dari Gunung Guntur ada di tahun 1840. Hal ini dicatat oleh Franz Wilhelm Junghuhn, Naturalis Belanda kelahiran Jerman.Pada pukul 03.30 di tahun 1840, terdengar suara gemuruh. Lendakan muncul secara tiba-tiba dan membangunkan penduduk Garut dari tidurnya. Lalu ketika terbangun dari tidurnya, mereka berlarian keluar rumah dan menyaksikan segumpal awan asap besar membumbung tinggi dari kawah. Segala isi perut bumi, seperti pasir dan kerikil menyembur keluar selama dua jam ke segala penjuru. Batu-batu besar sekepalan tangan berhamburan di kaki gunung dan Tarogong. Tak kalah, batu-batu panas seukuran telur ayam juga menyembur sampai Garut kota. Hingga akhirnya hujan batu dan suara menggegar itu berhenti pada pukul 09.00 dan mengubah siang menjadi malam, sehingga masyarakat sampai harus menyalakan lampu di dalam rumah dan obor di jalan.Tidak sampai di situ, aliran putih membara dahsyat keluar dari kawah dan bergerak mengalir. Kawah tersebut ibarat mangkuk yang berisi susu mendidih dan meluap ke segala arah. Kemudian, suara gemeretak bongkahan batu yang jatuh di lereng gunung mirip tembakan meriam dan memecahkan kaca-kaca rumah di Garut.Berselang waktu dalam setahun setelah letusan dahsyat itu, tepatnya pada tanggal 4 Desember 1841 Gunung Guntur kembali meletus. Letusannya menyebabkan hujan abu yang diiringi suara kuat dari dalam tanah. Bahkan sebanyak 400.000 pohon kopi yang sedang berbuah dan 300 sawah rusak berat.Di tahun 1825, letusan Gunung Guntur juga membawa banyak kerugian. Natuurkunding Tijdschrift voor Nederlandsch Indie menyebutkan debu, pasir, dan batu terbawa ke selatan serta barat telah menutup Malaio, Tjibodas, Dongde, Trogong Kaler, dan Leles. Pada saat itu tidak ada korban yang berjatuhan, namun membuat ratusan ribu pohon kopi hancur, 4.000 pikul kopi hasil panen hilang, dan 1.449 petak sawah rusak tertutup abu. Kalau melihat lebih jauh lagi, letusan Gunung Guntur juga telah menghancurkan beberapa desa, menelan korban banyak, dan merusak ribuan hektar tanah pertanian di tahun 1690. Letusan tahun 1690 tersebut adalah letusan pertama yang tercatat.Hal ini dibuktikan dengan adanya singkapan yang mirip dengan kue lapis raksasa di Citiis sekitar 5 kilometer dari kawah, itu merupakan susunan lapisan material letusan Gunung Guntur. Di singkapan tersebut ada material yang sudah dingin tertimpa awan panas, bahkan ada kayu yang menjadi arang.Sumber : Ekspedisi Cincin Api (Kompas.com)Poto : Universitas Leiden/KITLV

Ini pasukan bambu runcing menghadang tank, melawan meriam, altireri, senjata otomatis. Kita bangga punya mereka, salam kemerdekaan.."

Mengenal CambodiaThe Bamboo Bridge in Cambodia is an incredible example of traditional engineering and community resilience. Here are some interesting points about the bridge:- Made entirely of bamboo, with no metal or concrete support- Designed to support the weight of cars and hundreds of people- Spanning the Mekong River, connecting Skuon to the rest of the country- Dismantled and rebuilt annually to withstand floodwaters- Demonstrates resourcefulness and ingenuity of local people- A vital transportation link for the community, used daily by manyThis bridge is a remarkable example of how traditional knowledge and skills can be used to create sustainable and functional infrastructure.Copied....Ishaaq Doma Paiko